pilihan hidup

Barusan saja aku tiba tiba tersadar, 
Hidup tak sesederhana hanya mengikuti takdir akan membawa mu kemana.
Lantas mengeluh pada takdir jika tidak sesuai seinginanmu.
Bahkan menyalahkan tuhan sewaktu waktu. 
Itu pula yang selalu ku lakukan selama ini. 
Membiarkan tubuh terbawa oleh arus dengan sengaja, 
Seakan buta tak melihat sekitar. 
Padahal ada banyak cara untuk berjalan, tak hanya terapung oleh arus. 
Aku bisa memilih tuk merangkak, 
Aku bisa pula memilih tuk berlari, 
Bahkan aku bisa memulai nya dari berenang menuju tepi sungai meninggalkan arus, 
Memilih sendiri jalan untuk di lalui. 
Ada begitu banyak pilihan. 
Dengan bodohnya aku selama ini seperti menutup mata dengan tangan sendiri. 

Aku pernah mendengar banyak orang bilang "hidup itu pilihan", ku yakin kalian juga pernah karena kata kata itu sudah banyak ditulis atau di sebut. 
Lantas kenapa aku tidak kunjung memilih dari dulu? 
Aku tau jawabannya, tidak lain karena aku terlalu takut untuk keluar dari arus. 
Terlalu takut salah langkah, 
Terlalu takut gagal, 
Terlalu takut tersesat, 
Dan semua ketakutan lain. 
Itu bukan lah alasan utamanya, jelas semua itu masih tetap ada saat kita berada di arus. 

Kita takut, Tak ada lagi yang dapat di salahkan dari kegagalan yang kita pilih sendiri jalannya. 
Tidak takdir, maupun tuhan. 
Tak dapat menyalahkan siapapun, itu lah yang di takutkan. 

Aku tersadar saat setiap masalah datang, buru buru aku mencari tumbal tuh disalahkan.
"kenapa tuhan tidak adil" 
"kenapa aku ditakdirkan begini" 
"kamu sih nyuruh aku begini" 
Seakan mencuci tangan di atas badan tak bersalah. 
Benci mengakuinya. Tapi itulah kenyataannya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan

masih